Hujan Deras dan Angin Kencang Menyambut Usai Demo MAKI Jatim, Fenomena Alam Jadi Dukungan Spiritual 

Inshot 20251211 091748519

SurabayaKoran Merah Putih Fenomena alam yang dramatis terjadi beberapa saat setelah aksi demo akbar Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Koordinator Wilayah Jawa Timur digelar pada Rabu (10/12). Sepanjang pelaksanaan aksi, langit Surabaya cerah dan terik matahari menyinari peserta. Namun tak lama setelah massa membubarkan diri, cuaca berubah drastis menjadi hujan deras disertai angin kencang. Perubahan mendadak ini memicu berbagai reaksi dari peserta, yang menafsirkan kejadian tersebut sebagai simbol dukungan alam terhadap perjuangan antikorupsi yang mereka jalankan.

Aksi demo yang digelar bertepatan dengan Hari Anti Korupsi Sedunia itu berjalan tertib dan terstruktur. MAKI Jatim menghadirkan mobil komando berupa truk trailer 40 feet dengan sound system 10 ribu watt. Hampir 1.000 peserta dari pengurus, anggota, hingga simpatisan MAKI se-Jawa Timur hadir dan mengikuti jalannya aksi yang dipimpin langsung oleh Heru Satriyo, S.Ip, Ketua MAKI Jatim sekaligus Koordinator Lapangan.

Selama aksi, cuaca cerah dan panas terik justru dianggap oleh peserta sebagai energi tambahan untuk menyuarakan pemberantasan korupsi. Tepat pukul 14.15 WIB, Heru menutup aksi dan peserta membubarkan diri dengan tertib, kembali ke sekretariat MAKI Jatim.

Namun sesampainya di sekretariat, meski cuaca masih cerah, sejumlah pengurus mulai menerima laporan dari kerabat dan teman bahwa di beberapa wilayah Surabaya hujan deras dan angin kencang terjadi. Video dan pesan singkat dari warga semakin memperkuat laporan tentang cuaca ekstrem yang muncul sesaat setelah aksi berakhir.

“Kami sedang melakukan evaluasi internal dengan kondisi langit cerah, tiba-tiba mendapat kabar bahwa Surabaya diguyur hujan lebat dan angin kencang,” kata Heru.

Mendengar informasi tersebut, Heru mengajak seluruh pengurus untuk berdoa bersama. Ia menafsirkan fenomena ini sebagai dukungan moral dari Tuhan dan alam semesta terhadap perjuangan MAKI Jatim dalam memberantas korupsi.

“Bagi kami, ini bukan sekadar hujan. Ini adalah isyarat dan dukungan dari Allah SWT. Apa yang kami suarakan ternyata mendapat resonansi dari alam,” ungkap Heru.

Heru menambahkan, kejadian ini memperkuat tekad MAKI Jatim untuk memasuki tahun 2026, yang mereka tetapkan sebagai tahun pengungkapan kasus korupsi besar di Jawa Timur. Ia menegaskan seluruh temuan investigasi tim Litbang selama empat tahun terakhir akan diungkap secara transparan.

“Tahun 2026 akan menjadi momentum penting bagi kami. Semua temuan yang dikumpulkan dengan kerja keras akan dibuka tanpa kompromi. Banyak pihak akan tersentuh oleh proses ini,” tegasnya.

Fenomena cuaca pascaaksi ini kini menjadi topik hangat di internal MAKI Jatim. Bagi organisasi, peristiwa tersebut bukan sekadar kejadian alam biasa, melainkan motivasi tambahan untuk memperkuat gerakan antikorupsi ke arah yang lebih masif dan terarah pada tahun mendatang.(DN)

Leave a Reply