Rutan Kelas I Surabaya Tingkatkan Standar Layanan melalui Studi Banding ke Rutan Bangil
Pasuruan –Koran Merah Putih Jumat, 26 Desember 2025.Dalam rangka memperkuat kualitas dan standar pelayanan pemasyarakatan, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Surabaya melaksanakan kegiatan studi tiru ke Rutan Kelas IIB Bangil, Kabupaten Pasuruan. Kegiatan ini menjadi bagian dari langkah strategis Rutan Surabaya dalam mendorong transformasi pelayanan yang lebih profesional, humanis, dan berfokus pada pemenuhan hak-hak warga binaan secara optimal.
Kunjungan kerja tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Rutan Kelas I Surabaya, Tristiantoro Adi Wibowo, bersama jajaran pejabat struktural. Rombongan diterima secara resmi oleh Kepala Rutan Kelas IIB Bangil, Yanuar Rinaldi, beserta jajaran petugas. Pertemuan awal berlangsung dalam suasana dialogis, diawali dengan sesi perkenalan serta pemaparan singkat mengenai profil Rutan Bangil, sistem kerja, serta berbagai inovasi layanan yang telah diterapkan.

Dalam pelaksanaan studi tiru, rombongan Rutan Surabaya melakukan peninjauan langsung ke sejumlah unit layanan utama. Salah satu fokus utama adalah pengelolaan dapur dan sistem pengolahan makanan bagi warga binaan. Pada kesempatan tersebut, rombongan mengamati secara langsung penerapan standar kebersihan, kualitas gizi, serta keamanan pangan yang menjadi perhatian penting dalam pemenuhan hak dasar warga binaan.
Selain itu, rombongan juga meninjau pelayanan kesehatan yang tersedia di poliklinik Rutan Bangil. Peninjauan meliputi sistem pemeriksaan kesehatan rutin, penanganan keluhan medis, serta ketersediaan sarana dan prasarana penunjang layanan kesehatan. Aspek ini dinilai penting sebagai bagian dari upaya menjaga kondisi fisik dan kesehatan warga binaan selama menjalani masa pembinaan.
Program pembinaan kepribadian dan kemandirian warga binaan turut menjadi perhatian dalam kunjungan tersebut. Rombongan Rutan Surabaya mengamati secara langsung pelaksanaan berbagai kegiatan pembinaan yang dirancang untuk membentuk karakter, meningkatkan keterampilan, serta mempersiapkan warga binaan agar mampu kembali berperan aktif dan positif di tengah masyarakat. Selain itu, fasilitas layanan kunjungan tatap muka juga ditinjau guna memastikan terpenuhinya hak warga binaan untuk tetap menjaga hubungan dengan keluarga.
Kegiatan studi tiru tidak hanya sebatas observasi lapangan, tetapi juga diisi dengan diskusi teknis yang mendalam antara kedua satuan kerja. Diskusi tersebut membahas berbagai tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan layanan pemasyarakatan, mulai dari aspek manajemen, sumber daya manusia, hingga inovasi pelayanan. Berbagai praktik baik yang telah diterapkan di Rutan Bangil menjadi bahan pembelajaran yang diharapkan dapat diadaptasi dan dikembangkan di Rutan Kelas I Surabaya.
Kepala Rutan Kelas I Surabaya, Tristiantoro Adi Wibowo, menyampaikan bahwa kegiatan studi tiru merupakan salah satu metode efektif untuk meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan. Ia menekankan pentingnya keterbukaan terhadap inovasi serta evaluasi berkelanjutan agar layanan pemasyarakatan dapat berjalan secara responsif, transparan, dan berintegritas.
Kegiatan ini sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) melalui Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dalam mendorong peningkatan kualitas pelayanan publik. Dengan mengadopsi praktik-praktik terbaik dari Rutan Kelas IIB Bangil, Rutan Kelas I Surabaya diharapkan mampu terus meningkatkan mutu layanan secara berkelanjutan serta memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemasyarakatan.(DN)

