Dari Dapur ke Meja Sekolah: Mengukir Masa Depan Anak melalui Program Makan Bergizi Sidoarjo
Sidoarjo —Koran Merah Putih Selasa, 16 Desember 2025 Program Makan Bergizi kini menjadi perhatian strategis di tingkat nasional, karena dampaknya tidak hanya pada asupan nutrisi anak, tetapi juga pada kualitas pendidikan, kesehatan generasi penerus, dan tata kelola anggaran publik. Di Sidoarjo, Yayasan Berkah Mukti Raharjo menampilkan keberhasilan dapur sehat yang dikelola dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan keberpihakan pada mutu gizi, sebagai contoh model layanan publik yang dapat diandalkan.
Sebagai pelaksana Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makarya Binangun, yayasan ini telah menyalurkan ribuan porsi makanan bergizi ke berbagai satuan pendidikan, termasuk TK Roudlotus Sa’adah, TK DWP Janti, TK Persada, TK Anak Ceria, SLB Putra Harapan, SDN Kureksari, MINU Waru 1, hingga MTs Darul Ulum di Sidoarjo dan sekitarnya. Program ini tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak, tetapi juga menegaskan pentingnya tata kelola yang rapi dan transparan sebagai bagian dari pelayanan publik yang profesional.
Ahli gizi Jihan Imtiyas menyoroti bahwa tantangan terbesar bukan sekadar pengadaan bahan pangan, melainkan menjaga kualitas gizi saat proses pengolahan. Evaluasi internal menunjukkan bahwa zat gizi, terutama pada bahan hewani seperti ayam dan daging, lebih banyak menurun saat proses memasak dibandingkan saat bahan diterima. “Dapur pelaksana terus melakukan evaluasi teknik pengolahan agar makanan yang sampai ke anak-anak tetap memiliki nilai gizi optimal,” ujar Jihan. Penyesuaian metode memasak, waktu pemanasan, hingga teknik penyajian menjadi perhatian utama agar kualitas gizi tetap terjaga.
Dalam hal pengadaan bahan baku, yayasan menerapkan fleksibilitas sambil tetap memprioritaskan produk lokal. Kebijakan ini tidak hanya efisien dan aman, tetapi juga memberikan efek positif pada perekonomian warga sekitar. “Mengambil bahan dari lingkungan sekitar dapur lebih terkontrol dan segar. Selain itu, roda ekonomi warga juga ikut bergerak,” terang Jihan.
Program Makan Bergizi dijalankan dengan alur kerja yang sistematis. Penyusunan menu dilakukan secara kolaboratif antara tim dapur dan pengelola yayasan, dengan mempertimbangkan keseimbangan gizi dan harga pasar. Setelah menu dan harga disepakati, pengelola menyusun Purchase Order (PO) bahan pangan, yang kemudian diverifikasi oleh tim akuntansi untuk memastikan kesesuaian anggaran. Seluruh tahapan tetap berada dalam pengawasan ketat, meskipun pembelian dilakukan oleh mitra.
Pendiri Yayasan Berkah Mukti Raharjo, Bambang Kusumarijadi, menyampaikan bahwa dapur produksi bukanlah bangunan baru, melainkan bangunan lama yang ditata ulang sesuai standar produksi makanan sehat. Persiapan dimulai pada September 2025 dan rampung pertengahan November, dengan seluruh perizinan dan persetujuan dari BKN. “Distribusi makanan perdana resmi dimulai pada 8 Desember 2025,” ungkap Bambang.
Respons dari sekolah sangat positif. Kondisi wadah makanan (ompreng) yang dikembalikan sebagian besar bersih menjadi indikator bahwa makanan dikonsumsi dengan baik. Bahkan, terdapat kisah unik berupa uang Rp10.000 di dalam ompreng sebagai tanda terima kasih dari siswa. Bambang menegaskan, “Kami langsung berkoordinasi dengan guru agar hal seperti itu tidak perlu dilakukan. Semua biaya sudah ditanggung program.”
Perkembangan program Makan Bergizi juga cukup signifikan. Dari tahap awal tujuh sekolah dengan 1.118 porsi, meningkat menjadi delapan sekolah dengan 1.338 porsi. Yayasan menargetkan 2.000 porsi pada 5 Januari 2026, dengan kapasitas yang diproyeksikan meningkat hingga 3.000 porsi per hari dalam waktu dekat. Untuk mendukung peningkatan skala tersebut, persiapan sertifikasi keamanan pangan, sertifikasi chef, dan sertifikasi sel tengah dilakukan.
Bambang menekankan bahwa program ini lebih dari sekadar kegiatan rutin, melainkan amanah untuk membangun generasi sehat dan berkualitas. Ia mencontohkan kondisi atlet muda yang sering kehabisan stamina akibat asupan gizi kurang memadai, berbeda dengan anak-anak di Eropa yang sejak dini terbiasa mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Dari sisi keuangan, yayasan menegakkan prinsip transparansi penuh. Semua pengeluaran dicatat berdasarkan nota asli dan diverifikasi keasliannya. Tidak ditemukan indikasi mark up harga, dan mitra sangat kooperatif dalam membantu menyelesaikan kendala administrasi. Pengeluaran dikategorikan menjadi bahan baku, operasional, dan insentif/fasilitas mitra, dengan pengecekan rutin harian, dua harian, hingga mingguan.
Dengan tata kelola yang transparan, pengawasan ketat, dan komitmen menjaga mutu gizi, program Makan Bergizi di Sidoarjo diharapkan menjadi model nasional. Dari dapur sederhana ini, masa depan generasi bangsa dibangun melalui integritas, kepedulian, dan tanggung jawab nyata.(DN)

