BNN Jateng – Asperindo Jateng Satukan Tekad dan Barisan: Logistik Jadi Medan Perang Baru Hadapi Sindikat Narkoba Demi War On Drug For Humanity

Img 20251118 wa0063

Semarang, 18 November 2025 —Koran Merah Putih Meningkatnya pemanfaatan jalur ekspedisi oleh jaringan narkotika internasional menjadi latar belakang utama pelaksanaan kegiatan strategis yang digelar oleh BNN Provinsi Jawa Tengah bersama DPW Asperindo Jawa Tengah. Di tengah arus distribusi barang yang kian cepat dan kompleks, sektor logistik kini menghadapi ancaman baru: penyelundupan narkotika yang disamarkan dalam paket-paket kecil yang bergerak melalui jalur pengiriman resmi. Berbagai modus penyamaran—mulai dari makanan, minuman, permen, cairan, hingga vape—membuat sistem pengiriman barang menjadi titik rawan yang wajib diperkuat demi menjaga keamanan masyarakat dan integritas negara.

Kondisi ini sejalan dengan arah kebijakan nasional. Dalam rangka mewujudkan Asta Cita Presiden Prabowo–Gibran, khususnya pada agenda penguatan keamanan nasional dan penyelamatan generasi bangsa, serta mendukung Program 100 Hari Kerja Kepala BNN RI, BNN Provinsi Jawa Tengah melaksanakan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dan Sosialisasi “Asperindo Bersinar” sebagai langkah konkrit memperkuat benteng pertahanan di sektor logistik. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Horison Kota Lama Semarang dan dihadiri sekitar seratus peserta ini menjadi wujud akselerasi implementasi P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika) pada sektor usaha yang selama ini memegang peran vital dalam pergerakan ekonomi nasional.

Dalam sambutannya, Kepala BNN Provinsi Jawa Tengah, Brigjen Pol. Dr. H. Agus Rohmat, S.I.K., S.H., M.Hum., memaparkan situasi aktual peredaran narkotika di Indonesia. Menurutnya, Indonesia kini berada dalam status sebagai salah satu target utama sindikat narkoba global. Faktor geografis sebagai negara kepulauan dengan banyak pintu masuk tidak resmi, populasi besar di usia produktif, serta nilai ekonomi yang menggiurkan dengan perputaran transaksi narkotika mencapai Rp 5 triliun, membuat Indonesia menjadi pasar yang sangat menarik bagi jaringan internasional.

Beliau juga menegaskan bahwa modus sindikat semakin canggih, memanfaatkan teknologi kripto, identitas fiktif, dan kemudahan logistik untuk mengaburkan jalur distribusi. “Sektor logistik adalah tulang punggung ekonomi sekaligus medan perang baru. Melalui kerja sama ini, kita membangun benteng ketiga—pencegahan berbasis sistem logistik nasional. PKS ini bukan sekadar tinta di atas kertas, tetapi janji bersama untuk memastikan bahwa setiap paket adalah paket aman,” tegas Jenderal Bintang Satu tersebut.

Sementara itu, H. Agus Tony, S.Par., Ketua DPW Asperindo Jawa Tengah, menyampaikan apresiasi tinggi kepada BNN Provinsi Jawa Tengah atas terjalinnya kerja sama ini. Ia menilai bahwa dunia logistik memiliki tanggung jawab moral dan strategis untuk mencegah sektor pengiriman dimanfaatkan oleh sindikat narkoba. Menurutnya, kesepakatan ini menjadi momentum penting untuk memperbaiki, memperketat, dan menstandarkan sistem keamanan internal perusahaan jasa pengiriman.

“Kerja sama ini bukan kegiatan seremonial. Kami siap menerjemahkan PKS ke dalam implementasi nyata melalui peningkatan SOP, kewaspadaan petugas, dan penguatan pengawasan di seluruh jaringan ekspedisi,” ungkapnya.

Di lain pihak, ketua panitia kegiatan, H. Ranudin, turut menegaskan bahwa sektor logistik memiliki peran vital tidak hanya dalam ekonomi tetapi juga dalam menjaga stabilitas keamanan nasional. Ia menyampaikan bahwa kerja sama ini akan memberikan arah baru bagi integrasi sektor pengiriman dalam upaya P4GN, mengingat tingginya temuan dan penindakan kasus narkotika yang menggunakan jasa ekspedisi sebagai media pengiriman.

“PKS yang ditandatangani antara BNN dan Asperindo Jawa Tengah memuat komitmen untuk memperkuat kemampuan SDM dalam mendeteksi paket mencurigakan, menyusun dan menyelaraskan SOP penanganan barang berisiko narkoba, hingga mempercepat pertukaran informasi intelijen antara perusahaan ekspedisi dan BNN. Sinergi ini diharapkan mampu memutus rantai distribusi narkotika sejak titik awal pengiriman, sekaligus membangun ekosistem logistik yang lebih bersih, aman, dan berdaya cegah tinggi terhadap berbagai modus kejahatan narkotika,”terangnya.

Pada akhir kegiatan, BNN Provinsi Jawa Tengah menegaskan kembali bahwa perang melawan narkoba tidak dapat dilakukan sendiri. Dunia usaha, masyarakat, pemerintah daerah, hingga komunitas lokal harus bersatu dalam gerakan kolektif untuk melindungi Indonesia dari ancaman narkotika. Kolaborasi antara BNN dan Asperindo disebut sebagai contoh nyata bagaimana sinergi lintas sektor dapat memperkuat sistem pertahanan sosial masyarakat.

War on Drugs bukan perang terhadap manusia, tetapi perang demi kemanusiaan. Dengan sinergi dan kolaborasi kuat seperti hari ini, tentunya dapat membangun masa depan Indonesia yang lebih aman, lebih sehat, dan lebih bermartabat. Kegiatan ini ditutup dengan sesi ramah tamah antara BNN dan DPW Asperindo Jawa Tengah, menandai awal dari rangkaian implementasi bersama menuju Jawa Tengah Bersinar—Bersih dari Narkoba, serta mempertegas bahwa sektor logistik akan menjadi salah satu garda terdepan dalam War on Drugs for Humanity.(DN)

Leave a Reply