Jawa Timur Perkuat Fondasi Pembangunan Humanis melalui JSEF Volume III 2025: Integrasi Ekonomi, Budaya, dan Nilai Kebangsaan untuk Indonesia Maju

Inshot 20251102 213540467

Surabaya —Koran Merah Putih Minggu, 2 November 2025 Gelaran Jatim Super Exhibition Fair (JSEF) Volume III Tahun 2025 di Fairway Ninemall Surabaya resmi berakhir dengan nuansa megah, berbudaya, dan penuh semangat kolaboratif.
Kegiatan yang diprakarsai oleh Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Koordinator Wilayah Jawa Timur ini tidak hanya menjadi ajang pameran produk unggulan daerah, tetapi juga wahana refleksi tentang arah pembangunan Jawa Timur yang menempatkan kebudayaan, kesehatan, dan integritas sosial sebagai fondasi kemajuan.

Oplus 2

Malam penutupan berlangsung meriah dengan penampilan Komunitas Kain dan Kebaya Indonesia (KKI) Wanita Berbudaya dan Berdaya Guna, di bawah kepemimpinan Ibu Renny Arijani.
Sorotan lampu menampilkan keindahan kain tradisional dan kebaya modern yang dikenakan para anggota KKI, sementara lantunan tembang Jawa, mocopat, keroncong klasik, hingga lagu daerah Batak menciptakan atmosfer elegan, menggugah kebanggaan nasional di tengah modernitas kota Surabaya.

> “Kami ingin menghadirkan penutupan yang bermakna — tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga menggugah kecintaan terhadap budaya bangsa yang menjadi akar jati diri kita,” ujar Ibu Renny Arijani, Pimpinan KKI, dalam sambutannya.

Budaya dan Inovasi: Dua Sayap Kemajuan Daerah

Penampilan KKI dalam JSEF Volume III menjadi simbol nyata dari harmoni antara tradisi dan inovasi.
Line Dance yang umumnya lekat dengan gaya Barat, dikolaborasikan dengan busana Nusantara serta musik tradisional menjadi representasi konkret bahwa kemajuan modern dapat tumbuh tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya lokal.

Atraksi yang memadukan kearifan budaya dan dinamika zaman ini mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat. Banyak pengunjung ikut menari, menciptakan suasana interaktif yang menggambarkan persatuan dalam keberagaman — nilai fundamental yang menjadi pilar bangsa Indonesia.

> “Kegiatan ini bukan hanya pameran, tetapi perayaan kebersamaan. Di sini kita melihat bagaimana ekonomi kreatif dan budaya bisa berjalan beriringan,” ujar salah satu pengunjung dengan penuh semangat.

JSEF Volume III: Sinergi Ekonomi, Kesehatan, dan Kebudayaan

Sejak hari pertama, JSEF Volume III 2025 telah menjadi momentum penting bagi sinergi lintas sektor — menghubungkan pelaku UMKM, komunitas budaya, sektor olahraga, dunia usaha, dan pemerintah daerah dalam satu bingkai kolaborasi.

Beragam kegiatan digelar, mulai dari pameran UMKM unggulan, fashion show kain tradisional, talkshow digital marketing dan kesehatan, JSEF Got Talent, hingga kompetisi olahraga publik seperti Fun Run 5K, senam aerobik, dan Zumba Party.

Kegiatan tersebut tidak hanya menumbuhkan kesadaran hidup sehat dan kreatif, tetapi juga memperkuat semangat kemandirian ekonomi masyarakat Jawa Timur.

> “Kami bersyukur JSEF tahun ini berjalan sukses dan mendapat sambutan luar biasa. Keterlibatan masyarakat, komunitas budaya, dan pelaku UMKM membuktikan bahwa pembangunan daerah tidak bisa dipisahkan dari nilai gotong royong dan integritas sosial,” jelas Heru Satriyo, Ketua MAKI Jawa Timur.

Menurut Heru, konsep JSEF merepresentasikan model pembangunan holistik dan inklusif yang menempatkan manusia — bukan hanya ekonomi — sebagai pusat dari kemajuan.

Membangun Karakter Bangsa Melalui Budaya dan Kolaborasi

Lebih dari sekadar pameran, JSEF Volume III menjadi wajah baru Jawa Timur dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan berbasis nilai lokal.
Sinergi antara sektor ekonomi, olahraga, dan kebudayaan menunjukkan bahwa kemajuan daerah dapat dicapai dengan mengintegrasikan nilai integritas, kreativitas, dan semangat kebangsaan.

MAKI Jatim melalui ajang ini juga menegaskan komitmennya dalam mendorong budaya antikorupsi yang berakar pada moralitas dan etika publik.
Pemberdayaan masyarakat tidak hanya dilakukan melalui peningkatan kapasitas ekonomi, tetapi juga melalui penguatan karakter dan kesadaran budaya.

> “Sinergi seperti ini harus terus diperkuat. Pembangunan fisik dan ekonomi akan lebih bermakna jika dibarengi pembangunan karakter manusia yang berintegritas dan berjiwa nasionalis,” tambah Heru Satriyo dengan nada optimis.

Perempuan, Budaya, dan Pemberdayaan Sosial

Peran Komunitas Kain dan Kebaya Indonesia (KKI) dalam penutupan JSEF menjadi pengingat penting bahwa perempuan Indonesia memiliki posisi strategis dalam menjaga kebudayaan sekaligus mendorong transformasi sosial.
Di bawah kepemimpinan Ibu Renny Arijani, KKI hadir bukan hanya sebagai wadah pelestarian kain dan kebaya, tetapi juga sebagai gerakan pemberdayaan perempuan berbudaya, berdaya guna, dan berkepribadian Indonesia.

Melalui kegiatan seni, edukasi, dan sosial, KKI mengajak publik untuk menyadari bahwa warisan budaya adalah sumber nilai moral dan identitas bangsa — bukan sekadar peninggalan masa lalu.
Perempuan menjadi penghubung antara tradisi dan masa depan, memastikan bahwa nilai-nilai luhur tetap hidup di tengah arus modernisasi.

Jawa Timur sebagai Model Pembangunan Humanis dan Berdaya Saing

Pelaksanaan JSEF Volume III 2025 menegaskan arah pembangunan Jawa Timur yang humanis, kolaboratif, dan berbasis nilai.
Kegiatan ini memperlihatkan bagaimana pemerintah, komunitas, dan masyarakat dapat bersinergi dalam satu ekosistem pembangunan yang saling mendukung — dari peningkatan ekonomi hingga penguatan karakter bangsa.

Kehadiran berbagai komunitas budaya dan olahraga juga memperlihatkan bahwa Jawa Timur tidak hanya menjadi motor ekonomi, tetapi juga pusat energi sosial dan budaya nasional.
Kegiatan seperti JSEF membuktikan bahwa pembangunan daerah yang menyatu dengan budaya akan melahirkan masyarakat yang sehat, produktif, dan berintegritas.

> “Kebudayaan adalah kekuatan lunak bangsa. Melalui kegiatan seperti ini, kita memperkuat identitas nasional sekaligus menanamkan semangat gotong royong lintas generasi,” ungkap Ibu Renny Arijani di sela penutupan acara.

Penutup: Jawa Timur Menjadi Inspirasi Indonesia

Penutupan Jatim Super Exhibition Fair Volume III Tahun 2025 menandai lebih dari sekadar berakhirnya sebuah kegiatan — melainkan lahirnya paradigma baru pembangunan daerah berbasis budaya dan integritas.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, dan komunitas budaya, Jawa Timur menegaskan dirinya sebagai provinsi pelopor pembangunan yang mengedepankan manusia, nilai, dan moralitas publik.

Dengan semangat gotong royong dan kebersamaan yang ditunjukkan dalam JSEF, MAKI Jatim membuktikan bahwa pembangunan yang berkelanjutan bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang membangun jiwa bangsa.

Dari Surabaya, semangat ini diharapkan menjalar ke seluruh Indonesia — meneguhkan cita-cita bangsa menuju Indonesia yang sehat, berdaya saing, berbudaya, dan bermartabat di kancah global.(DN)

Leave a Reply