Kajati Jawa Timur Dr. Kuntadi Tunjukkan Teladan Kepemimpinan Humanis Lewat Kebersamaan Bersama Pegawai

Inshot 20251023 210644172

SurabayaKoran Merah Putih Rabu, 22 Oktober 2025  Dalam suasana penuh keakraban dan kesederhanaan, Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Dr. Kuntadi, S.H., M.H., memperlihatkan wujud nyata kepemimpinan yang humanis, egaliter, dan membumi. Di tengah padatnya agenda tugas dan tanggung jawabnya sebagai pimpinan tertinggi Kejaksaan di Jawa Timur, Kajati menyempatkan diri untuk makan siang bersama para pegawai di warung langganan yang telah dikenalnya sejak masih menjabat sebagai Asisten Perdata dan Tata Usaha Negara (Asdatun) Kejati Jatim.

Tanpa formalitas berlebihan dan jauh dari kesan protokoler, Dr. Kuntadi hadir dengan gaya sederhana, duduk berbaur bersama para pegawai sambil menikmati hidangan khas warung tersebut. Suasana yang tercipta begitu hangat dan penuh keakraban, memperlihatkan hubungan antara pimpinan dan bawahan yang tidak sekadar dibangun atas dasar struktur jabatan, tetapi berlandaskan rasa saling menghormati dan kebersamaan yang tulus.

Dalam kesempatan itu, Kajati Jatim menekankan pentingnya kebersamaan sebagai bagian dari budaya kerja yang sehat dan produktif. Ia menyampaikan bahwa sinergi antara pimpinan dan pegawai bukan hanya terbentuk di ruang kerja formal, tetapi juga tumbuh dari interaksi keseharian yang sederhana namun bermakna.

> “Hubungan antara pimpinan dan pegawai harus terus dipelihara dengan kehangatan dan saling menghargai. Dari kebersamaan inilah muncul semangat untuk bekerja lebih baik, melayani masyarakat dengan hati, dan menjaga kehormatan lembaga,” ujar Kajati Jatim dengan penuh ketulusan.

Para pegawai yang turut hadir tampak antusias dan merasa bangga bisa menikmati momen kebersamaan yang jarang terjadi seperti ini. Bagi mereka, santap siang bersama pimpinan bukan sekadar kegiatan informal, tetapi juga simbol bahwa setiap individu di lingkungan Kejati Jatim memiliki peran penting dan dihargai kontribusinya. Kehangatan interaksi yang terjalin hari itu menjadi dorongan moral yang kuat bagi seluruh pegawai untuk bekerja lebih semangat dan berintegritas.

Suasana yang tercipta begitu cair dan bersahabat. Canda ringan dan percakapan santai mengisi waktu makan, menandakan tidak adanya jarak antara pimpinan dan staf. Momen seperti ini mencerminkan bahwa komunikasi informal dapat menjadi jembatan efektif untuk memperkuat rasa saling percaya, mempererat kerja sama, dan membangun kohesi organisasi yang solid.

Lebih dari sekadar kebersamaan, langkah kecil yang dilakukan Dr. Kuntadi mencerminkan filosofi kepemimpinan yang berorientasi pada keteladanan. Ia tidak hanya memberi instruksi dan arahan, tetapi juga mencontohkan nilai-nilai kedisiplinan, kesederhanaan, dan kepedulian sosial. Gaya kepemimpinan ini selaras dengan prinsip lead by example — memimpin melalui teladan nyata yang menginspirasi bawahannya.

> “Pak Kajati menunjukkan kepada kami bahwa kepemimpinan bukan hanya soal kebijakan, tetapi juga soal hati dan keteladanan. Beliau selalu menekankan pentingnya saling menghormati dan menjaga keharmonisan di tempat kerja,” ujar salah satu staf muda Kejati Jatim dengan rasa kagum.

Dalam konteks reformasi birokrasi dan penguatan integritas kelembagaan, pendekatan humanis yang diterapkan Kajati Jatim ini memiliki makna strategis. Di tengah sistem birokrasi modern yang sering kali identik dengan formalitas dan jarak hierarkis, Dr. Kuntadi berhasil menghadirkan keseimbangan antara ketegasan profesional dan kehangatan sosial. Pendekatan ini terbukti efektif dalam menumbuhkan semangat kebersamaan dan meningkatkan loyalitas pegawai terhadap lembaga.

Kejaksaan Tinggi Jawa Timur di bawah kepemimpinan Dr. Kuntadi kini terus berupaya membangun kultur organisasi yang inklusif dan partisipatif. Setiap pegawai tidak hanya diposisikan sebagai pelaksana kebijakan, tetapi juga sebagai mitra aktif dalam mewujudkan visi besar kejaksaan: menjadi institusi penegak hukum yang berintegritas, transparan, dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas.

> “Kami ingin membangun lingkungan kerja yang tidak hanya profesional, tetapi juga humanis. Setiap individu di lembaga ini harus merasa dihargai dan menjadi bagian dari perubahan menuju kejaksaan yang lebih baik,” ungkap Kajati menutup kegiatan tersebut.

Kegiatan santap siang sederhana itu pun menyisakan kesan mendalam. Ia bukan sekadar aktivitas sosial, tetapi manifestasi dari nilai-nilai kepemimpinan yang membangun kepercayaan dan solidaritas. Dalam setiap langkah kecil yang dilakukan, Kajati Jatim menegaskan bahwa kepemimpinan yang efektif lahir dari kemampuan memahami manusia — bukan hanya mengatur sistem.

Melalui keteladanan seperti ini, Dr. Kuntadi, S.H., M.H. memperlihatkan bahwa pejabat publik sejati bukan hanya pemimpin dalam jabatan, melainkan juga penggerak moral dan penjaga semangat kebersamaan di tengah dinamika birokrasi. Di balik kesederhanaannya, tersimpan pesan besar: bahwa pelayanan publik yang berkualitas berawal dari hubungan kerja yang harmonis, saling percaya, dan penuh rasa kemanusiaan.(DN)

Leave a Reply