Hari Santri Nasional 2025 Jadi Momentum Rutan Kelas I Surabaya Perkuat Pembinaan Berbasis Religi dan Karakter Kebangsaan

Inshot 20251023 141303751

Sidoarjo –Koran Merah Putih Rabu, 22 Oktober 2025  Dalam memperingati Hari Santri Nasional 2025, Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Surabaya menyelenggarakan kegiatan pengajian dan tausiyah keagamaan yang berlangsung penuh khidmat di Masjid At-Taubah, kawasan Rutan Surabaya. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat pembinaan spiritual dan nasionalisme bagi warga binaan, di bawah koordinasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) melalui Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas).

Acara dihadiri oleh jajaran pegawai Rutan serta puluhan warga binaan dari Pesantren Al-Hidayah, yang selama ini menjadi pusat kegiatan pembinaan keagamaan di lingkungan pemasyarakatan. Kegiatan dibuka dengan pembacaan shalawat dan dzikir bersama, diikuti dengan tausiyah pembimbing keagamaan yang memberikan pesan moral tentang pentingnya introspeksi diri, menumbuhkan keikhlasan, serta membangun semangat kebersamaan dalam proses memperbaiki diri.

Dalam sambutannya, Kepala Rutan Kelas I Surabaya, Tristiantoro Adi Wibowo, menekankan bahwa Hari Santri tidak semata menjadi kegiatan seremonial tahunan, tetapi merupakan momen reflektif untuk memperkuat nilai-nilai religius dan kebangsaan di lingkungan pemasyarakatan.

> “Peringatan Hari Santri mengingatkan kita pada perjuangan para ulama dan santri yang berkorban demi kemerdekaan bangsa. Nilai keikhlasan, kedisiplinan, dan cinta tanah air yang mereka tanamkan menjadi inspirasi penting dalam membina warga binaan agar menjadi manusia yang lebih baik dan bertanggung jawab,” ujar Tristiantoro Adi Wibowo.

Ia menegaskan bahwa pembinaan di Rutan Surabaya tidak hanya menitikberatkan pada aspek hukum atau kedisiplinan semata, tetapi juga pada penguatan karakter spiritual, moral, dan sosial. Melalui pendidikan pesantren di bawah bimbingan ustaz dan pembina rohani, warga binaan dibekali pemahaman agama yang moderat, nilai nasionalisme, serta tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat.

Program pembinaan melalui Pesantren Al-Hidayah dirancang untuk membentuk pribadi yang beriman, mandiri, dan produktif. Di samping pengajaran agama, kegiatan ini juga mengajarkan nilai gotong royong, toleransi, dan rasa cinta tanah air sebagai bagian dari proses reintegrasi sosial.

Selain memperingati Hari Santri Nasional, acara ini juga menjadi momen refleksi atas satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya pembangunan karakter bangsa dan pembinaan moralitas dalam birokrasi maupun masyarakat. Semangat nasionalisme dan disiplin yang digaungkan oleh pemerintah selaras dengan nilai perjuangan santri yang senantiasa menjaga kemandirian dan loyalitas terhadap negara.

Melalui kegiatan ini, Rutan Kelas I Surabaya menegaskan komitmennya untuk terus mengimplementasikan pembinaan humanis dan rehabilitatif sebagaimana arah kebijakan Kemenimipas dan Ditjen Pemasyarakatan. Pendekatan ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran spiritual yang menjadi fondasi utama dalam membangun kepribadian warga binaan, sehingga mereka dapat kembali ke masyarakat dengan bekal moral yang kuat, sikap disiplin, dan rasa tanggung jawab sosial.

Kegiatan yang berlangsung sederhana namun sarat makna ini juga menjadi bentuk sinergi antara pemerintah, lembaga keagamaan, dan masyarakat dalam membangun sistem pemasyarakatan yang tidak hanya menegakkan hukum, tetapi juga menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan.

> “Semangat Hari Santri harus menjadi teladan dalam kehidupan kita sehari-hari. Nilai-nilai keikhlasan, kesederhanaan, dan pengabdian adalah fondasi moral yang perlu dijaga oleh seluruh pegawai dan warga binaan. Pemasyarakatan bukan sekadar pembatasan kebebasan, tetapi ruang pembinaan menuju perubahan,” tutur Tristiantoro.

Acara kemudian ditutup dengan doa bersama untuk keselamatan bangsa, kelancaran tugas aparatur negara, dan harapan agar seluruh warga binaan dapat menjadi pribadi yang lebih baik serta bermanfaat bagi masyarakat setelah menjalani masa pidana.

Dengan semangat Hari Santri Nasional 2025, Rutan Kelas I Surabaya bertekad memperkuat sinergi antara nilai religius, moralitas, dan nasionalisme dalam setiap aspek pembinaan. Momentum ini menjadi pengingat bahwa pemasyarakatan modern bukan hanya tentang penegakan hukum, tetapi juga tentang pembangunan manusia yang berakhlak, cinta tanah air, dan siap berkontribusi bagi kemajuan bangsa.(DN)

Leave a Reply