Ngopi Bareng Jadi Momentum, Kades Dadapan Tantang Warga Kawal Anggaran Tanpa Toleransi Penyimpangan

Screenshot 20250924 191124~2

NGAWI || Koran Merah Putih.com –

Suasana hangat tercipta di salah satu sudut Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, ketika puluhan warga berkumpul dalam acara “Ngopi Bareng Kepala Desa”. Di acara yang sederhana namun penuh makna itu, Kepala Desa Dadapan, Andik Sagitarama, tampil lugas menyampaikan komitmennya untuk membangun desanya dengan prinsip transparansi dan tanggung jawab penuh terhadap anggaran desa.

Dengan gaya komunikatif dan bahasa yang mudah dipahami, Andik menegaskan bahwa ia tidak akan pernah main-main dengan Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD), maupun bantuan dari pemerintah provinsi hingga pusat.

“Anggaran desa ini bukan milik kepala desa, bukan milik perangkat, tapi milik seluruh masyarakat Dadapan. Saya pastikan, semua yang masuk akan digunakan sebagaimana mestinya, sesuai aturan, tanpa ada yang ditutup-tutupi,” tegas Andik di hadapan warganya.

Andik menyampaikan bahwa salah satu pilar utama dalam kepemimpinannya adalah keterbukaan informasi. Semua program, mulai dari perencanaan hingga realisasi, harus bisa diakses dan diketahui masyarakat. Ia berjanji papan informasi publik, laporan penggunaan anggaran, hingga jadwal musyawarah desa akan selalu disampaikan secara rutin.

Menurutnya, keterbukaan bukan hanya kewajiban hukum, melainkan kebutuhan moral seorang pemimpin desa. “Kalau kita menutup-nutupi, di situlah potensi masalah muncul. Saya tidak ingin itu terjadi di Dadapan. Kita ingin desa ini jadi contoh bagaimana anggaran bisa dikelola bersih dan akuntabel,” tambahnya.

Pernyataan keras Andik tidak lepas dari banyaknya kasus penyalahgunaan Dana Desa di berbagai daerah Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri, ratusan kepala desa telah tersandung kasus korupsi Dana Desa sejak program ini digulirkan. Bahkan, tidak sedikit yang akhirnya berakhir di balik jeruji besi.

Fenomena tersebut menjadi pengingat serius bagi semua kepala desa. Andik menyadari betul bahwa jabatan kepala desa sering kali menggiurkan karena mengelola dana miliaran rupiah setiap tahun. Namun, ia memilih untuk berdiri di jalur yang berbeda.

“Saya tahu banyak kepala desa yang akhirnya terjerat masalah hukum gara-gara tidak hati-hati dalam mengelola Dana Desa. Itu pelajaran pahit bagi kita semua. Karena itu saya tegaskan, di Dadapan tidak ada ruang untuk main-main dengan uang rakyat,” tandasnya.

Dalam forum ngopi bareng itu, Andik juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat. Ia menilai pembangunan tidak bisa berhasil jika hanya dijalankan oleh perangkat desa tanpa melibatkan warganya.

Oleh sebab itu, masyarakat Dadapan akan diajak sejak awal dalam setiap proses pembangunan. Mulai dari musyawarah desa (musdes), perencanaan kegiatan, hingga pengawasan jalannya proyek. Ia bahkan membuka ruang kritik seluas-luasnya.

“Kalau ada yang tidak beres, sampaikan langsung. Jangan sungkan. Kepala desa ini bukan bos, tapi pelayan masyarakat. Kalau ada yang tidak sesuai, mari kita luruskan bareng-bareng,” ucapnya, disambut tepuk tangan warga.

Dalam pemaparannya, Andik menguraikan sejumlah program prioritas yang akan dijalankan pada periode kepemimpinannya. Fokus utama tetap pada pembangunan infrastruktur jalan desa, yang menjadi tulang punggung mobilitas ekonomi warga.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya penyediaan sarana air bersih untuk masyarakat yang selama ini masih menghadapi keterbatasan. Sementara itu, sektor ekonomi kerakyatan juga menjadi perhatian. Desa Dadapan berencana mengembangkan UMKM lokal dan sektor pertanian melalui pelatihan, modal usaha, serta penguatan koperasi desa.

“Kalau jalan bagus, akses air bersih lancar, dan ekonomi rakyat hidup, maka otomatis kesejahteraan meningkat. Itulah target kita bersama,” jelasnya.

Ucapan tegas sang kepala desa mendapat sambutan positif dari warga yang hadir. Slamet, salah seorang tokoh masyarakat, menyampaikan apresiasi atas sikap terbuka kepala desa.

“Kami senang mendengar langsung komitmen Pak Kades. Mudah-mudahan ini bukan sekadar janji, tapi benar-benar diwujudkan. Kami siap mendukung kalau itu demi kebaikan desa,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan Siti, seorang ibu rumah tangga. Ia menilai pendekatan ngopi bareng seperti ini membuat warga merasa dekat dengan pemimpinnya. “Biasanya kepala desa itu susah ditemui, tapi Pak Andik mau ngobrol bareng sambil ngopi. Itu membuat kami percaya beliau serius membangun desa,” katanya.

Kepemimpinan Andik Sagitarama di Desa Dadapan kini sedang diuji. Tekad untuk membangun desa tanpa main-main dengan anggaran menjadi komitmen besar yang harus dijaga. Di tengah maraknya kasus penyalahgunaan Dana Desa di berbagai wilayah, langkah tegas Andik bisa menjadi oase harapan.

Ia sadar, membangun fisik desa itu penting, tetapi membangun kepercayaan masyarakat jauh lebih penting. Karena dengan kepercayaan itulah, roda pembangunan bisa berjalan lebih cepat dan berkelanjutan.

“Saya ingin Dadapan maju, tapi lebih dari itu, saya ingin masyarakat percaya bahwa uang rakyat benar-benar kembali ke rakyat. Mari kita kawal bersama, kita kerjakan bersama, dan kita nikmati hasilnya bersama. Desa ini milik kita semua,” pungkas Andik menutup acara penuh keakraban tersebut.

Leave a Reply