Inisiatif Sekolah Digital: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Meluncurkan Pilot Project untuk Tingkatkan Pendidikan

Img 20250906 wa0031

Surabaya, Jawa Timur – Koran Merah Putih Dalam upaya menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Dindik Jatim) telah menetapkan 13 Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri sebagai bagian dari Pilot Project Sekolah Digital. Inisiatif ini diharapkan dapat mendatangkan dampak positif yang signifikan untuk dunia pendidikan, khususnya dalam menghadapi tantangan yang muncul di era digital.

Kepala Dindik Jatim, Aries Agung Paewai, mengungkapkan bahwa keputusan untuk mengimplementasikan sekolah digital bertujuan untuk meringankan beban kerja para tenaga pendidik serta memberikan dorongan bagi pengembangan potensi pendidikan di setiap sekolah. “Konsep sekolah digital yang kami terapkan tidak berarti seluruh aspek pendidikan akan sepenuhnya mengandalkan teknologi. Sebaliknya, teknologi akan digunakan secara optimal untuk meningkatkan kompetensi siswa. Salah satu contohnya adalah sistem absensi siswa yang akan dilakukan secara digital menggunakan kamera, sehingga kita dapat memantau kehadiran siswa dengan lebih efisien,” jelasnya dalam konferensi pers yang diadakan pada Jumat, 5 September 2025.

Meski mengadopsi kemajuan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), Aries juga menegaskan pentingnya menjaga kebiasaan menulis tangan di kalangan siswa. Pendekatan ini sejalan dengan seruan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang mendorong agar siswa lebih aktif dalam kegiatan menulis sebagai bagian dari peningkatan literasi. “Kami akan meminta murid untuk menulis tangan. Hasil tulisan tersebut akan di-scan dan diunggah sebagai bahan diskusi. Dengan cara ini, kita menciptakan sinergi antara digitalisasi dengan keahlian menulis tradisional yang tetap penting bagi perkembangan anak-anak kita,” tambahnya.

Dindik Jatim juga akan menyediakan Learning Management System (LMS) sebagai dukungan dalam proses pengajaran serta pengelolaan administrasi sekolah. Aplikasi yang akan digunakan dalam program ini adalah Moodle, yang diharapkan dapat mempermudah sekolah dalam mengelola sumber belajar serta administrasi secara digital. Aries menjelaskan, “Sebelum memulai proyek ini, kami sudah memberikan pelatihan kepada guru-guru terpilih agar mereka mampu mengisi konten dalam LMS serta membimbing siswa dalam pembuatan soal dan memanfaatkan sistem penilaian yang tersedia.”

Dalam kesempatan yang sama, Suhartatik, Kepala Bidang SMA Dindik Jatim, merinci empat tahap penting yang akan dilakukan dalam implementasi sekolah digital ini. Tahap pertama adalah digitalisasi proses pembelajaran yang akan membuat pengajaran menjadi lebih interaktif. Kedua, digitalisasi sistem penilaian yang memanfaatkan e-learning untuk penilaian formatif dan sumatif. Ketiga, pelayanan berbasis digital yang akan mempermudah akses informasi bagi siswa dan orang tua. Terakhir, keempat adalah kolaborasi dan komunikasi digital yang akan meningkatkan interaksi antara guru, siswa, dan orang tua. “Semua langkah ini bertujuan untuk membangun komunikasi yang lebih efektif di antara semua elemen pendidikan melalui media digital,” ungkap Suhartatik.

Sekolah-sekolah yang terpilih untuk menjadi bagian dari pilot project tersebut mencakup SMAN 2 Surabaya, SMAN 10 Malang, SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, SMAN 1 Geger Kabupaten Madiun, SMAN 1 Glagah Banyuwangi, SMAN 5 Taruna Brawijaya Kediri, SMAN 2 Taruna Bhayangkara Banyuwangi, SMAN Taruna Nala Malang, SMAN 2 Taruna Pamong Praja Bojonegoro, SMAN 2 Madiun, SMAN 1 Tanggul Jember, SMAN 2 Mojokerto, dan SMAN Taruna Madani Pasuruan.

Dengan diluncurkannya inisiatif ini, Dindik Jatim berharap untuk membawa pendidikan di wilayah Jawa Timur ke tingkatan yang lebih tinggi, selaras dengan perkembangan teknologi yang terus berlanjut, serta menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan di masa depan. (DN)

Leave a Reply