Dialog Inspiratif Bersama Gus Aziz di Sidoarjo: Meningkatkan Akhlak melalui Pendidikan

17 Agustus 2025, Sidoarjo –Koran Merah Putih Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, sebuah acara dialog bertajuk “Orang Pinggiran” diselenggarakan di Café Patung Kuda, Sidoarjo. Acara ini dihadiri oleh sejumlah narasumber terkemuka, di antaranya Gus Aziz dari Sidoarjo, Ustadz Miftahul Huda, alumni Krapyak Yogyakarta, Gus Muhdor dari Sidogiri Pasuruan, Ustadz Musadad alumni Ponpes Senori dan Langitan Tuban, serta Ustadz Joko Samudro dari sebuah pesantren tahfidz Quran di Mojokerto.
Dalam diskusi yang berfokus pada pendidikan tersebut, Gus Aziz menekankan bahwa tujuan menuntut ilmu adalah untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah. Ia menegaskan pentingnya akhlak yang baik, mengingatkan bahwa keimanan seseorang tercermin melalui perilakunya. “Akhlaq yang baik adalah cerminan dari keimanan seseorang. Sebagaimana Hadist yang diriwayatkan Tirmidzi, Rasulullah bersabda bahwa orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaqnya,” ujarnya.
Gus Aziz juga menyoroti pentingnya adab dan akhlak dalam membangun hubungan harmonis, baik dengan Allah maupun sesama makhluk ciptaan-Nya. Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap sikap kurang hormat yang ditunjukkan oleh beberapa orang, termasuk oknum tokoh agama, seperti perilaku kurang menghargai orang tua. “Sikap ini mencerminkan kurangnya kesadaran akan pentingnya adab, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun interaksi sosial,” tambahnya.
Selanjutnya, Gus Aziz membedakan antara pengajar dan guru. Menurutnya, pengajar sekadar menyampaikan materi, sedangkan guru memberikan pencerahan dan bimbingan sebagai tanggung jawab kepada Sang Pencipta. “Seorang guru harus memberikan contoh akhlak yang baik, rendah hati, penuh kesabaran, dan kasih sayang. Ini penting agar semua orang dapat berjalan di jalan kebenaran,” imbuhnya.
Dalam sesi dialog ini, Gus Aziz juga mendorong para pendidik untuk lebih memperhatikan kebersihan lingkungan pendidikan. Ia menyesalkan kondisi sekolah-sekolah yang sering kali tidak terawat dan jauh dari nilai kebersihan yang diajarkan oleh Rasulullah. “Bukan hanya tempat maksiat yang harus bersih dan indah; tempat menuntut ilmu agama juga harus demikian,” tegasnya.
Tak hanya itu, dialog ini juga menekankan pentingnya perhatian terhadap masalah sosial. Gus Aziz menyerukan komunitas untuk lebih peduli terhadap kesejahteraan umat, terutama kepada kelompok marginal seperti pekerja seks komersial dan pengemis. “Ajak mereka berbicara dengan bahasa mereka, bukan hanya memberi ceramah,” tutupnya.
Acara ini diharapkan menjadi pemicu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya akhlak dan pendidikan berkualitas demi menciptakan generasi yang lebih baik, berakhlak, dan taat kepada Allah.(Red)