Ketegangan yang Berujung Fatal: Kekerasan Dalam Rumah Tangga Suami Bunuh Istrinya Karena Cemburu Pasuruan.

Pasuruan – Koran Merah Putih Di sebuah rumah kontrakan yang sunyi di Jalan Urip Sumoharjo, dua jiwa yang seharusnya saling mencintai terperangkap dalam jalur gelap emosi. Di Pandaan, sebuah perselisihan antara suami, HS (33 tahun), dan istri, Yuliana Kuslidiawati (26 tahun), mulai menyala setelah suami mendapati chat di ponsel istrinya dengan pria lain. Api cemburu membara di dalam hati HS, dan dalam sekejap, cinta berubah menjadi kekerasan.
Malam penuh ketegangan itu tak terhindarkan; perdebatan antara mereka memuncak. Dalam keadaan marah, HS mencekik leher Yuliana, yang sedang duduk di atas kasur, hingga ia terkulai lemas. Ketika ketegangan semakin meningkat, Yuliana berusaha membela diri menggunakan kabel charger ponselnya, namun situasi semakin suram. Dalam keadaan menggelora, HS kembali mencekik Yuliana dengan kuat, menyebabkan darah mengalir dari hidungnya.
Tindakan tragis itu berlanjut; HS, dalam kepanikan dan kemarahan, mengambil kantong plastik dan membekap kepala Yuliana hingga wanita muda itu tidak bergerak lagi, meninggalkan sayatan kesedihan yang mendalam. Keesokan harinya, saat matahari bersinar di atas rumah kontrakan tersebut, sebuah kebenaran pahit terungkap: Yuliana ditemukan tak bernyawa, mengeluarkan darah dari hidungnya, dan meninggalkan luka terbuka dalam kehidupan semua yang mengenalnya.
Sekitar pukul sebelas, HS memberitahu saksi, Aldi, tentang peristiwa tragis yang baru saja terjadi. Berita duka lalu menyebar, sampai ke telinga Muhammad Suharto, yang merangkul tanggung jawab untuk menghubungi pihak kepolisian. Dalam waktu singkat, aparat datang untuk melakukan penyelidikan dan otopsi terhadap korban yang malang. Kini, HS diancam dengan pasal kekerasan dalam rumah tangga yang berujung pada kematian, sesuai dengan Pasal 44 ayat 3 UU RI No. 23 tahun 2024 dan Pasal 338 KUHP.
Menanggapi tragedi ini, Kapolres Pasuruan, AKBP Jazuli Dani Iriawan, memberikan himbauan kepada masyarakat. “Kami semua perlu menurunkan tensi dan mencari jalan keluar dengan bijak. Ketegangan dalam hidup dapat muncul dari berbagai sumber; mari saling mengingatkan satu sama lain—keluarga, teman, dan masyarakat—untuk berpikir positif dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin,” imbaunya dengan penuh harapan. (DN)