Ketika Api Mengguncang Malam, TNI-Polri dan Damkar Jadi Perisai Warga

Trenggalek – Koran Merah Putih Malam yang semula tenang di Dusun Jarakan, Desa Karangsoko, Kecamatan Trenggalek, mendadak berubah menjadi kepanikan massal. Kobaran api tiba-tiba membubung dari rumah milik Pramutahar, menyulut kepanikan warga yang hanya bisa berteriak meminta pertolongan. Namun di tengah kekacauan itu, harapan datang , TNI-Polri bersama petugas Damkar Kabupaten Trenggalek hadir dengan sigap, menjinakkan si jago merah sebelum bencana merambat lebih jauh, Selasa (6/5/2025) dini hari.
“Begitu menerima laporan dari warga, saya bersama Bhabinkamtibmas langsung menuju lokasi dan berkoordinasi cepat dengan tim Damkar. Api saat itu sudah membesar dan mengancam rumah sekitar,” ujar Babinsa Karangsoko, Serda Lutfi, yang tak ragu terjun langsung ke lokasi kebakaran.
Kebakaran dipicu kelalaian kecil namun berdampak besar. Pramutahar, pemilik rumah, menyalakan tungku kayu bakar untuk memasak dagangan gorengan dan bakso. Merasa api sudah padam usai disiram air, ia meninggalkan dapur. Namun bara di arang belum sepenuhnya mati dan dalam hitungan menit, api menjalar cepat menyambar kayu di sekitarnya.
“Saya sangat menyesal… saat saya kembali, rumah sudah terbakar hebat. Saya kira apinya sudah mati,” ujar Pramutahar, penuh penyesalan, menatap puing-puing rumahnya yang hangus.
Beruntung, dalam kekacauan itu, kerja sama lintas sektor terwujud nyata. Petugas Damkar menyasar titik api utama, sementara anggota TNI dan Polri dengan sigap mengevakuasi barang-barang penting, mengatur lalu lintas warga, dan menjaga ketertiban di lokasi.
“Kami kerahkan tiga unit mobil pemadam. Karena laporan cepat dan jalur akses lancar, api bisa kami kendalikan sebelum menyebar lebih luas,” jelas salah satu petugas Damkar.
Meski tak ada korban jiwa, kerugian materil diperkirakan mencapai Rp 200 juta. Hampir seluruh bagian dapur dan isi rumah hangus terbakar. Namun satu hal yang menyelamatkan lingkungan sekitar yakni kecepatan, keberanian, dan kolaborasi aparat di lapangan.
Serda Lutfi menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya api, terutama saat menggunakan tungku tradisional. “Jangan pernah remehkan bara api sekecil apa pun. Pastikan benar-benar padam sebelum meninggalkan dapur. Dan yang tak kalah penting, jauhkan bahan mudah terbakar dari tungku,” imbaunya tegas.
Kebakaran ini menjadi pengingat keras bagi semua warga. Betapa satu kelalaian kecil bisa berubah menjadi petaka besar. Tapi di balik tragedi itu, juga tergambar betapa vitalnya kehadiran Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan Damkar sebagai benteng terakhir keselamatan masyarakat. (DN)